Selasa, 14 Juli 2015

Ya Rasulullah, Salamun Alaik

Sempatkanlah bersholawat kepada Rasulullah S.A.W. Sebab dengan bersholawat kita akan dapat beroleh ketenangan dan pertolongan. Ketahuilah, bahwa Rasulullah dianugerahi oleh Allah S.W.T, karunia yang sangat luar biasa, yaitu Syafa'at Udzma. Memang benar, syafa'at tersebut nanti akan diberikan di padang Mahsyar saat Yaumil Akhir. Akan tetapi bukan berarti sekarang ini kita tidak bisa meminta syafa'at tersebut. Mengingat Rasulullah adalah kesayangan Allah S.W.T, maka karomah Rasul tetap dan selalu ada.
Banyak hikmah yang didapat dari setiap sholawat kepada Rasulullah, misal salah satu dari sholawat tersebut yaitu Sholawat Nariyah.
Bacaan Shalawat Nariyah, Khasiat Dan Sejarahnya
"Allahumma sholli shollatan, kamilatan wa sallim salaman, tamman 'alaa Sayyidina Muhammadin nil lazii. Tan halu bihil uqodhu, wa tanfaridzu bihil qurobu, wa tuqdho bihil hawaidzu wa tunalu bihil roghoibu. Wa husnul khowatimi, wa yustasqol ghomaamu, biwajhihil karimii wa 'ala alihii. Wa shohbihi fi kulli lamhatin wa nafasin, wa nafasin bi 'adadi kulli ma'lumin laak."
Ada yang bilang bahwa membaca Sholawat Nariyah itu bid'ah, saya pun dulunya berfikir seperti itu. Namun setelah mengalami berbagai cobaan berat, dan suatu ketika saya tidak tahu lagi harus meminta tolong kepada siapa, akhirnya saya pasrah, setelah berkali-kali membaca Hasbunallah wa ni'mal wakiil, ni'mal mawla wa ni'man nashiir, sayapun membaca Sholawat Nariyah. Alhamdulillah dengan berkah syafa'at Rasulullah yang dianugerahkan kepada Baginda dari Allah S.W.T., saya beroleh pertolongan yang luar biasa,
Hingga saat ini, kapanpun saya tetap bersholawat kepada Rasulullah. Bagi saya, Rasulullah adalah seorang yang luar biasa, kasih sayang kepada ummatnya tetap diberikan meski Beliau telah tiada. Ya Rasulullah, salamun alaik, mudah-mudahan saya bisa berziarah ke makam Rasul suatu hari nanti dan bertemu di Yaumil Akhir untuk menyampaikan rasa hormat dan terima kasih saya.
  







Sabtu, 04 Juli 2015

Gelombang ke-4 Revolusi Peradaban Manusia dan Tantangan Terhadap Pendidikan Karakter di Indonesia

Pendahuluan
Jika dekade 90-an ada Alvin Tofler dengan teori "3 Gelombang Perubahan Peradaban Manusia"nya, maka saya mencoba untuk mengemukakan adanya gelombang ke-4 Revolusi Peradaban Manusia versi saya. Gelombang ke-4 ini ditandai oleh beberapa fenomena yang sebenarnya dibentuk sekian lama dan menjadi dampak dari 3 gelombang sebelumnya. Beberapa hal yang menjadi ciri dari fenomena adanya Gelombang ke-4 adalah :
1. Kemajuan Teknologi dan Ilmu Pengetahuan telah merubah peradaban yang semula bersifat sosial dan berbiaya gotong-royong menjadi berbagai aplikasi yang bersifat teknis dan mempunyai biaya modal dan bernilai untung rugi. 
2. Kemajuan Teknologi dan Ilmu Pengetahuan menjadi simbol penjajahan atau imperialisme yang bersifat suka-tidak suka "dikehendaki" semata karena untuk melangsungkan kehidupan secara berkelanjutan. Siapapun pasti membutuhkan peralatan yang terbaru untuk bergerak, dan negara manapun pasti membutuhkan persenjataan terbaru untuk melindungi diri. Meski kesemua itu harus diimpor secara terus-menerus.
3. Kemajuan Teknologi dan Ilmu Pengetahuan memaksa manusia untuk mencari kehidupan yang lebih nyaman meski harus menempuh lautan luas ataupun peperangan panjang.
4. Karena kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan berakibat pada tujuan untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi, maka norma dan nilai menjadi relatif. Meski demokrasi dan hak asasi manusia telah menjadi ukuran standar pencapaian kehidupan, namun demokrasi dan hak asasi manusia juga sebenarnya menisbikan norma dan nilai yang berlaku ke tingkat yang lebih rendah dari teks yang terdapat dalam kitab hukum ataupun undang-undang. 
5. Sementara itu, manusia bisa dianggap sebagai sekadar mahluk hasil pencapaian evolusi tertinggi, atau bisa dirupakan secara fisik dengan sejumlah kriteria perilaku yang bisa dibaca melalui sejumlah teori.  Lebih dari itu manusia bisa menjadi semacam "Frankenstein" tersembunyi ataupun langau (lalat) yang berterbangan beramai-ramai hanya untuk mencari sampah dan kotoran dan sebagainya. Oleh karena itu tidaklah heran bila untuk masa sekarang ini, adanya orang-orang yang berkumpul dalam berbagai komunitas kebaikan untuk menolong sesama, dan ada juga orang-orang yang berselfi ria diatas penderitaan orang lain adalah lumrah ditemui dimana-mana.  

Selasa, 10 Februari 2015

Our Lovely Cat "Puren" An Angel Cat

Look, there is a cat to see with a couple soft eyes. I like his eyes. Soft, sweet, funny, and peaceful. The first time we found him at Ramadhan 2013. When he saw us, he scared and shrink from me. Cause I did not like any cat in our home. I remembered when I have been a little girl always whose my grandmother often told to take care of stray cats that came to the house. Give them feed and never forgot to clean the debris left by the cat. The voices are noisier due cat fighting with each other makes me uncomfortable.